Tiang-Tiang Telah Berdiri, Panggilan Jihad Tak Terhenti


Belum kering rasanya peluh keringat ini. Belum hilang kiranya debu-debu dan bau semen yang melekat di pakaian kotor kita. Tapi inilah perjuangan warga muslim Gardenia. Kita semua tentu sepakat jika Masjid At Taubah, masjid perjuangan kita harus dituntaskan pembangunan fisiknya. Oleh karena itulah kita perlu fokus dan bergerak bersama dalam menggapai cita-cita “Mewujudkan Masjid At Taubah Paripurna Tahun 1433 H/2012 M”.

Apakah misi itu terlalu utopis untuk digapai? Tidak. Ini bukanlah angan-angan kosong bagai mimpi disiang bolong. Bukan. Ini adalah doa, cita-cita dan pemompa semangat perjuangan kita. Bukan kah Allah telah menjanjikan “Berdoalah padaku niscaya Aku kabulkan”. Oleh karena itu mari kita jadikan cita-cita mencapai keparipurnaan Masjid At Taubah sebagai bagian dari doa-doa kita.

Apa gunanya doa dan semangat jika kita tidak berusaha untuk merealisasikannya? Karena doa dan semangat tidak hanya terucap dalam kata. Kita harus melakukan ribuan tindakan nyata untuk menyongsong cita-cita. Bukankah itu pula yang dilakukan Rasulullah SAW dalam Perang Badar? Semenjak pasukan masukan muslimin ditata barisannya, tak henti-hentinya Nabi Muhammad SAW berdoa kepada Allah, “Ya Allah, penuhilah bagiku apa yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah sesungguhnya aku mengingatkan-Mu akan sumpah dan janji-Mu”. Kemudian beliau memimpin langsung pasukan muslimin dalam perang Badar. Bukankah ini doa dan tindakan nyata dari panutan kita, Rasulullah SAW?

Bahkan ketika pertempuran berkobar semakin dahsyat, beliau yang mulia Muhammad SAW ‘menuntut’ kepada Allah, menengadahkan tangan tinggi-tinggi hingga mantel beliau terjatuh dari pundak. “Ya Allah, jika pasukan ini hancur pada hari ini, tentu Engkau tidak disembah lagi, ya Allah, jika memang Engkau menghendaki untuk tidak disembah untuk selamanya setelah hari ini”. Bukankah apa yang telah dilakukan Rasulullah ini merupakan rangkaian doa, semangat, pengorbanan dan tindakan nyata?

Alhamdulillah doa dan semangat warga Muslim Gardenia ini telah direalisasikan dalam tindakan nyata. Maka kombinasi doa, semangat dan perjuangan nyata ini harus dipertahankan hingga datang bantuan dari Allah. Bukan kah Allah pun telah menjawab rangkaian doa Rasulullah SAW saat perang Badar dalam bentuk bantuan ribuan malaikat? “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kalian dengan seribu malaikan yang datang berturut-turut” (Al-Anfal : 9). Tak cukupkah sejarah perjuangan Rasulullah ini membangkitkan dan mempertahankan semangat jihad warga muslim Gardenia?

Perjuangan warga muslim Gardenia telah dilaksanakan dalam perjuangan pada tiga pekan berturut-turut. Tiga pekan itu adalah euforia perjuangan warga muslim Gardenia. Oleh karena itu euforia ini perlu dipertahankan agar semangat juang meraih cita-cita kita bersama dapat tercapai.

Pertama, Ahad, 3 Dzulhijjah 1432 H (30 Oktober 2011) ketika masjid At Taubah menggeliat (begitu judul di album Facebook Gardenia) dengan didirikannya tiang-tiang penyangga syiar dakwahnya. Demikian antusiasnya warga yang berjuang pada hari itu bahkan dalam kondisi diguyur hujan deras masih meneruskan pengecoran tiang masjid. Alhamdulillah dalam sehari mampu menegakkan sepuluh tiang masjid.

Kedua, Ahad, 10 Dzulhijjah 1432 H (6 November 2011) ketika pelaksanaan ibadah qurban. Kesempatan itu merupakan bentuk penggalangan kekuatan dan sumberdaya warga Gardenia untuk perjuangan berikutnya. Dengan semangat luar biasa, Bapak-bapak bekerja sama menyembelih hingga mendistribusikan hewan qurban.  Tak kalah dengan para suami, ibu-ibu pun turut menyemarakkan masjid dengan menyediakan logistik dan konsumsi bagi setiap warga yang datang ke Masjid At Taubah. Bahkan anak-anak pun turut bergembira dan memakmurkan masjid At Taubah. Kerjasama dalam idul qurban ini lah cerminan kekuatan sumberdaya perjuangan pada tahap berikutnya.

Ketiga, Ahad, 17 Dzulhijjah 1432 H (13 November 2011) saat penyelesaian mendirikan semua tiang Masjid At Taubah. Inilah eskalasi massa yang luar biasa. Tidak kurang dari 150 orang bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak-anak yang turut berperan aktif dalam menegakkan tiang-tiang Masjid At Taubah. Perjuangan yang sangat menggembirakan. Bapak-bapak sangat bersemangat dimulai dari bermunajat dalam kekhusyukan shalat dhuha dan membaca surat Al Waqi’ah. Kemudian bersama-sama bergotong royong membuat  adukan cor, mengangkut sambung menyambung hingga terangkai tangan-tangan kokoh hingga tegaknya tiang. Demikian halnya dengan ibu-ibu yang sejak Sabtu, satu hari sebelumnya hari-H, telah menyiapkan makan besar dalam jihad pembangunan Masjid At Taubah. Bahkan pada saat pelaksanaan pengecoran ibu-ibu berbondong-bondong membawa berbagai kudapan, buah-buahan hingga bermacam minuman.

Beginilah jika Allah telah turun tangan. Jika Allah telah berkehendak “Kun” maka kesudahanya adalah “Fayakun”. Allah lah yang menurunkan keberkahan atas perjuangan kita. Termasuk keberkahan makanan yang dalam satu hari dapat mencukupi kebutuhan seluruh warga yang mendirikan tiang masjid. Allah lah yang menggerakkan hati ibu-ibu untuk menyiapkan amunisi jihad tanpa diminta.

Dengan ini pula perlu diinformasikan kepada para investor, penyandang dana, dan pelaksana jihad bil maal untuk pembangunan Masjid At Taubah bahwa tidak ada satu rupiah pun dana yang diniatkan untuk pembangunan Masjid At Taubah dialihfungsikan menjadi dana konsumsi atau dana non pembangunan lainnya. DKM At Taubah menjamin setiap rupiah dan setiap butir material yang disampaikan untuk pembangunan memang benar-benar untuk mendirikan Masjid At Taubah.

Kini perjuangan selanjutnya telah menanti. Kobaran semangat mendirikan rumah Allah harus digelorakan kembali. Untaian doa harus terus diperdendangkan. Bukankan seperti ini yang dialami Rasulullah SAW setelah menerima wahyu yang kedua yaitu Surat Al Muddatstsir ayat 1-7?

“Hai orang yang berkemul, bangunlah lalu berilah peringatan”. Firman ini menyiratkan seruan bagi kita semua agar segera bangun, bergerak dan saling mengingatkan betapa pentingnya menjalankan perintah ibadah. Betapa urgennya membangun sarana ibadah untuk meninggikan kalimat tauhid.

“dan Rabb-mu agungkanlah”, demikian dalam makna ayat ini. Agar kita semua menyadari agar tidak menyombongkan diri. Karena Allah akan membalikkan kekuatan kesombongan sehingga tidak ada sisa kebesaran di dunia ini kecuali Allah. Maka demikian pula motivasi para warga yang telah turut berjuang mendirikan Masjid At Taubah ini. Hanya ridha Allah yang diharapkan. Karena kita yakin dengan penuh keimanan jika Allah telah ridha, maka semua kebutuhan kita akan dipenuhi oleh Allah.

“dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah”. Sabda Allah ini mengisyaratkan kita untuk menjaga kebersihan lahir dan batin termasuk di dalamnya membersihkan jiwa dari noda ujub dan riya’. Namun bukan dengan cara tidak jadi beramal karena takut riya’ untuk membersihkan jiwa kita. Bukankah kita telah sering membahasnya dalam kajian di masjid bahwa para ulama menyatakan meninggalkan amal karena takut riya’ sebenarnya telah berbuat riya’ karena dia meninggalkan amal karena manusia?

“dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak”. Allah sangat memahami tabiat manusia yang ingin dianggap hebat. Oleh karena itulah  Allah menyampaikan larangan ini agar kita yang telah beramal dan berjuang ini tidak menganggap perbuatan kita adalah sesuatu yang besar. Hal ini agar kita senantiasa beramal lebih banyak, bahkan semakin banyak berkorban yang kemudian melupakannya lantas berkorban lagi dan begitu seterusnya.

“dan  untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah”. Dalam ayat terakhir pada wahyu kedua ini Allah memerintahkan untuk bersabar. Karena Allah memahami apa yang akan dihadapi oleh hambanya. Dalam menjalankan perintah Allah dan berdakwah akan banyak muncul gangguan, siksaan, celaan, ejekan, dan olok-olok yang akan dilancarkan oleh orang-orang yang menentang. Dalam sejarah nabi pun tercatat Muhammad SAW dan para sahabat yang beriman mendapat ancaman pemboikotan bahkan tak segan untuk dibunuh. Kenyataan sejarah perjuangan meninggikan tauhid memang tidak lepas dari celaan dan pengorbanan, baik harta maupun nyawa. Namun kita tidak perlu gentar dengan ancaman seperti itu. Allah telah memberikan tips yang sudah terbukti berhasil, yaitu bersabar dan tetap memperjuangkan dakwah yang produktif.

Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury dalam kitabnya Sirah Nabawiyah menyuarakan gelora semangat ketika Allah menurunkan wahyu yang kedua, Al Muddatstsir ayat 1-7 tersebut di atas. Beliau menyampaikan, seolah-olah Allah berfirman, “sesungguhnya orang yang hidup untuk dirinya bisa hidup tenang dan santai. Tapi engkau yang memanggul beban besar ini, mengapa tidur-tiduran saja? Mengapa engkau santai-santai saja? Mengapa engkau masih telentang di atas tempat tidur yang nyaman dan tenang-tenang saja? Bangunlah untuk menghadapi urusan besar yang telah menantimu. Beban berat telah menunggu di hadapanmu. Bangunlah untuk berjihad dan berjuang. Bangunlah, karena waktu tidur dan istirahat sudah habis. Sejak hari ini engkau harus siap untuk lebih banyak berjaga pada malam hari dan perjuangan yang berat lagi panjang. Bangunlah dan bersiaplah untuk semua itu.”

Sekarang alhamdulillah semua tiang masjid At Taubah telah tegak berdiri. Panggilan jihad berikutnya adalah pengecoran slope pengikat tiang dan struktur atap Masjid At Taubah. Perjuangan nanti menuntut begitu banyak pengorbanan. Bukan hanya tenaga kita, tetapi juga harta kita. Tiang-tiang masjid telah didirikan dengan komitmen melalui lelang terbuka pada Ramadhan 1432 H yang lalu, baik yang telah melunasi seluruh investasi lelangnya, menunaikan sebagian komitmennya dan masih akan terus melunasinya, maupun yang masih akan memperjuangkan realisasi komitmen lelangnya.

Namun slope pengikat tiang dan struktur atap ini belum dimenangkan oleh investor siapapun. Oleh karena itu kami mengundang para investor masjid At Taubah untuk kembali mengeluarkan jihad harta terbaiknya untuk membiayai pengecoran slope dan struktur atap ini. Adapun perkiraan biaya yang dibutuhkan sekitar Rp30 juta. Kami tidak mempermasalahkan besar kecil maupun cara investasinya. Berapapun nilai rupiah yang disampaikan untuk pembangunan akan kami terima. Apapun material yang diberikan untuk mengikat tiang masjid akan kami fungsikan sebagaimana mestinya. Pemberian secara terang-terangan akan kami sambut dengan tangan terbuka. Semoga cara demikian memacu kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Atau pun pemberian secara sembunyi-sembunyi, maka kami pun akan menyembunyikan identitas investor hingga biar Allah yang Maha Mengetahui.

Dengan ini kami sampaikan “Investasi Lelang Tertutup untuk Pembangunan Masjid At Taubah, Sektor Gardenia”. Investasi dapat ditransfer melalui Rekening BCA No.7650393761 a.n. Wirawan Purwa Yuwana atau Rekening Bank Mandiri No.126-000-438-5406 a.n. Suyono. Investor pun dapat menyampaikan secara tunai langsung maupun meminta kami menjemput investasinya. Para investor cukup menghubungi Bapak Wipy (08128478603), Bapak Suyono (08568598487), Bapak Haji Ahmad (081292553730), Bapak Ahmad Muslimin (08161311665) atau Bapak Heru (021-918229590). Mari kita tingkatkan keyakinan bahwa Allah pasti akan menunaikan janjinya atas jual beli kita dalam membangun Masjid At Taubah ini.

 

Tinggalkan komentar